

Cyberlawnews.com – PANGKALPINANG, Setiap manusia pasti pernah marah. Namun, Islam mengajarkan kita untuk tidak membiarkan amarah menguasai diri. Rasulullah ﷺ memberikan beberapa cara untuk mengendalikan amarah agar tidak membawa keburukan bagi diri sendiri dan orang lain.
1. Mengingat Pahala Menahan Amarah
Orang yang mampu menahan amarahnya dijanjikan kedudukan mulia di sisi Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ يَسْتَطِيعُ أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ
“Barang siapa yang menahan amarahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat dan memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Bayangkan, hanya dengan menahan amarah, Allah menjanjikan hadiah yang luar biasa!
2. Mengubah Posisi Saat Marah
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ ٱلْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
“Jika salah seorang di antara kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk. Jika masih marah, hendaklah ia berbaring.” (HR. Abu Dawud)
Mengubah posisi membantu menenangkan hati dan mengurangi dorongan untuk bertindak gegabah.
3. Berwudu
Marah berasal dari setan yang diciptakan dari api. Maka, cara terbaik untuk meredamnya adalah dengan air. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ ٱلْغَضَبَ مِنَ ٱلشَّيْطَانِ، وَإِنَّ ٱلشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ ٱلنَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ ٱلنَّارُ بِٱلْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api. Sedangkan api hanya bisa dipadamkan dengan air. Maka, jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudu.” (HR. Abu Dawud)
4. Diam dan Menghindari Perdebatan
Saat marah, kata-kata kasar mudah keluar tanpa sadar. Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk diam:
إِذَا غَضِبْتَ فَٱسْكُتْ
“Jika engkau marah, maka diamlah.” (HR. Ahmad)
Diam bukan berarti lemah, tetapi cara untuk menghindari pertengkaran yang bisa berujung pada permusuhan.
5. Mengingat Bahaya Amarah
Amarah yang tidak terkendali bisa membuka pintu bagi setan untuk menggoda kita melakukan kezaliman. Imam Ja’far bin Muhammad berkata:
اَلْغَضَبُ مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ
“Marah adalah kunci segala keburukan.” (HR. Ibnu Rajab)
Dengan mengingat akibat buruk dari amarah, kita akan lebih mudah mengendalikannya.
Kesimpulan
Menahan amarah bukanlah hal mudah, tetapi dengan latihan dan niat yang kuat, kita bisa melakukannya. Ramadhan adalah momen terbaik untuk melatih diri agar menjadi pribadi yang lebih sabar dan penuh kasih sayang.
Semoga kita termasuk golongan yang mampu mengendalikan amarah dan mendapat kedudukan mulia di sisi Allah. Aamiin.
Wallahu a’lam bishawab.